Menata Ulang Blog

Gambar diambil dari sini.
"Blogging is not about publishing as much as you can. It's about publishing as smart as you can."
(Jon Morrow)
Membuka dashboard blog dan goodreads adalah kebiasaan yang lebih sering saya lakukan ketimbang membuka facebook atau twitter. Akhir-akhir ini malah lebih sering lagi bolak-balik membuka blog ini sambil mikir mau dibawa ke mana hubungan kita blog ini? Mau diisi apa? Sebab beberapa bulan terakhir, postingan di blog menurun. Barangkali ini pengaruh godaan pertengahan tahun yang pernah saya bahas sebelumnya. Jadi saya harus menata ulang konten blog dan yang lebih penting mempertanyakan ulang tujuan dibuatnya blog ini.
Saat pertama kali membuat blog ini tahun 2009, tak sempat terlintas mengenai tujuan pembuatan akun blog ini. Sama halnya ketika membuat akun facebook, twitter dan sejenisnya, saya tidak bertanya untuk apa saya membuat akun-akun itu, selain karena penasaran dan biar kekinian. Barangkali memang tidak segala hal membutuhkan tujuan dan alasan, jika memang suka ya dilanjutkan kalau tidak ya abaikan saja, toh tidak ada ruginya. Gratis pula.
Nah, tetapi justru hal-hal yang didasari tanpa tujuan seperti inilah yang rentan berujung pada tindakan seenaknya, se-mood-nya, semau-maunya aja. Terutama urusan nge-blog ini. Kenapa saya seserius ini sampai harus menata ulang blog? Sebab saya senang nge-blog, saya lebih bahagia setelah membuat sebuah postingan blog ketimbang membuat puluhan status facebook atau ratusan kicauan di twitter. Maka sebisa mungkin saya harus tetap nge-blog.

Sebagai sesama blogger, pasti tahu bahwa nge-blog itu tak pernah mudah. Kita butuh mengatur desain agar menarik, ukuran huruf yang enak dibaca, dsb. Belum lagi bagi para pengguna blogspot harus berurusan dengan edit html, dan yang terpenting blogger butuh kemampuan mengisi kontennya. Tak heran kalau banyak yang bilang bahwa blog ini menempati “kasta” tertinggi dalam deretan sosial media. Tak sedikit blog yang berujung penuh laba-laba, rumput liar dan ilalang karena diterlantarkan pemiliknya. Hal ini sempat terjadi pada blog ini di tahun-tahun awal. Sepi postingan berikut sepi pengunjung.
Akhirnya, saya menghabiskan banyak waktu untuk googling tentang hal-hal yang berhubungan dengan blogging. Bahkan sampai ikut workshop online tentang blogging. Dari informasi yang saya dapatkan, selain harus menentukan tujuan nge-blog, blogger juga harus menentukan “genre” blog. Tujuan saya nge-blog sebenarnya sederhana. Yaitu hanya untuk merekam ingatan, pemikiran dan perasaan saya. Sebab saya orang yang pelupa, kalau tidak lewat tulisan-tulisan yang pernah saya buat, saya tidak tahu kemana harus melacak ingatan-ingatan yang telah lewat.
Mengenai “genre”, blog ini akan saya arahkan pada blog evergreen (membahas sesuatu yang bisa dibaca kapan saja) ketimbang membahas hal kekinian. Setidaknya harapan saya begitu. Maka jumlah pengujung juga tak pernah demikian saya pikirkan. Justru saya selalu merasa heran jika melihat traffic blog dan mendapati setiap hari selalu ada saja pengunjung. Kadang suka pengen nanya, ini siapa sih yang berkunjung padahal nggak ada tulisan baru? :p
Masalah konten adalah yang paling sering saya pikirkan. Tentu saja kontennya tidak jauh-jauh dari hal yang saya suka, dan bisa dibaca kapan saja. Seiring dengan perkembangan pemahaman, pengalaman dan tentu saja usia, konten-konten dalam blog ini ikut berubah secara signifikan. Diawali dengan hanya sebatas gado-gado. Artinya, saya benar-benar bisa menulis apapun, tak terikat dengan panjang pendek, jenis tulisan mulai dari puisi sampai hanya berupa poto dan sebaris kalimat. Katakanlah, blog ini merangkum kehidupan saya dalam rentang 2009 sampai saat ini dan semoga selanjutnya, dari masa alay hingga dewasa.
Tetapi, ya sudahlah, bukankah dengan melihat masa lalu, kita bisa menentukan berada di titik mana posisi kita sekarang. Sesungguhnya saya tidak ingin membatasi jenis postingan. Toh kehidupan saya juga tidak terbatas pada satu atau dua hal. Namun saya akhirnya harus memutuskan ini jika tidak ingin bingung setiap saat mau posting tentang apa.
Maka saya pun menentukan bahwa selanjutnya, postingan di blog ini akan saya batasi seperti label yang saya buat di atas yaitu:
Pertama, jurnal. Ini adalah label baru dari label alay sebelumnya yaitu “Dengarkan Curhatku” katakanlah ini adalah ruang dimana saya bisa menulis random semacam diary. Sesuai dengan tujuan blog ini yang merangkum apa yang saya pikirkan dan rasakan.
Kedua, cerpen atau puisi. Sudah lama saya tidak pernah posting cerpen atau puisi. Untuk cerpen, ke depannya saya hanya akan memposting cerpen kalau ada lomba/tantangan menulis yang mengharuskan memposting cerpen di blog dan sebagai dokumentasi dari cerpen yang dimuat di media. Dengan begini, saya tidak akan asal-asalan menulis cerpen kalau tujuannya buat “sekadar” dipajang di blog.
Ketiga, review buku, film atau musik. Saya sempat ingin ikut komunitas blogger buku. Tetapi syaratnya harus punya blog yang khusus membahas buku. Artinya saya akan meninggalkan blog ini. Terus kalau bukan nulis tentang buku, saya mau ngisi blog ini sama apa? Sedangkan saya tidak punya kapasitas lebih untuk membahas film atau musik, sekalipun sekali-kali saya mencobanya. Jadi, daripada harus terlantar, saya akan tetap membahas masalah buku di sini saja, tidak di blog baru.
Keempat, catatan perjalanan atau review kegiatan. Ini adalah salah satu label dengan jumlah postingan yang minim. Label ini saya khususkan untuk mereview perjalanan yang saya lakukan. Oya, label ini lahir karena saya sempet mimpi jadi traveler sebelum akhirnya memutuskan mau fokus di mana. Ini adalah jenis postingan yang hanya akan saya isi sesekali.
Kelima, postingan tentang kepenulisan. Mungkin saya akan mengurangi atau benar-benar berhenti memposting tentang hal ini. Sebab lama-lama saya muak dengan segala teori dan cuap-cuap tentang kepenulisan. Kecuali review saat mengikuti acara kepenulisan.
Maka, prioritas saya adalah memposting review dan membuat jurnal, selebihnya insidental (label cerpen ketika ada yang dimuat di media, catatan perjalanan ketika mengulas tentang perjalanan dan kepenulisan ketika mengikuti sebuah event kepenulisan baik itu di dunia nyata ataupun virtual). Semoga dengan begini, semangat nge-blog saya bangkit lagi dan tak membiarkan blog ini terlantar.

Comments

Popular posts from this blog

Yang Terbaik Bagimu* (Puisi untuk Ayah)

Hanya Isyarat [Rectoverso]

5 Upaya agar Bisa Konsisten Ngeblog

Dapet Kerjaan Gara-gara Ngeblog

Seni Membuang Barang [Edisi Pakaian]

Tamasya Ingatan (Sebuah Surat untuk Fathia Mohaddisa)